Memelihara kambing PE di Boyolali
Dengan segala keterbatasan pengalaman yang saya miliki, ijinkan saya untuk berbagi pengalaman beternak kambing PE di sekitar Perbatasan Boyolali dan Solo. Untuk memelihara Kambing ada beberapa langkah yang harus direncanakan, dipikirkan dan dilaksanakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. PENENTUAN LOKASI
Lokasi memelihara kambing PE harus memperhitungkan beberapa aspek, antara lain segi keamanan,bau yang mungkin timbul, ketersediaan pangan , ketersediaan tenaga medis, keterpaparan terhadap sinar matahari, kelembaban, kecepatan angin dan budaya masyarakat setempat.
2. KANDANG
Sebaiknya kandang berupa panggung, atap dari genteng ( mudah menyerap panas & tidak terlalu berisik apabila terkena air hujan ). Hindari penggunaan kayu kelapa untuk lantai karena dikhawatirkan kaki kambing bisa terluka akibat tertusuk kayu kelapa. Untuk induk yang hamil juga disarankan tidak menggunakan lantai dari bahan bambu karena licin. Dikhawatirkan induk hamil jatuh / tergelincir dan mengakibatkan keguguran. Persiapkan kandang sebelum kambing PE yang akan dipelihara datang.
3. ANAK KANDANG
Anak kandang adalah orang yang memelihara, mencari pakan dan membersihkan kandang apabila kita tidak secara langsung memelihara. Jadi kita hanya memonitor , mengajari dan mengevaluasi kemajuan / progress pemeliharaan kambing PE. Walaupun sebaiknya kalo cukup waktu kita harus juga ikut membersihkan kandang dan memandikan kambing untuk menjaga hubungan batin antara pemilik dan kambingnya. jangan lupa kambing ini mahluk hidup yang dapat merasakan kasih sayang pemiliknya.
4. ALAT BANTU ( Motor, Mobil dan Gerobak/wheel barrel )
Alat bantu diperlukan ( tentatif ) untuk anak kandang mencari pakan dan membersihkan kandang.
5. PERSIAPAN MENTAL
PEMBAHASAN :
1. LOKASI
Sebelum kita memelihara kambing PE, ada baiknya kita mencari lokasi yang strategis dan sesuai sehingga menghindari masalah2 yang akan timbul.
Saya ingin berbagi pengalaman mengenai lokasi ini, bahwa lokasi ternak saya sebenarnya cukup strategis karena sudah dipagar dinding bata setinggi 2 m, kanan dan kiri masih berupa tanah kosong, belakang persawahan. Tetapi didepan kandang +- 10 m berupa rumah penduduk.
Awal2 memelihara beberapa kali saya mendapat protes dari tetangga tersebut mengenai bau kambing yang menyengat, usut punya usut ternyata akibat selokan air didepan kandang yang diplester... yang seharusnya lantainya tidak perlu diplester.
Setelah lantainya dibongkar ... bau berkurang, tetapi tidak hilang akibat tanah didaerah kandang berupa tanah liat sehingga susah menyerap air.
Saya coba kurangi lagi baunya dengan menaburkan zeolit / tanah kapur di selokan apabila diperlukan. Juga menanam pohon kamboja, melati, kenanga dsb untuk menyamarkan bau yang datang dari kandang.
Dari semua usaha yang telah saya lakukan untuk mengurangi bau ternyata PENDEKATAN ke tetangga depan kandang tersebut adalah yang paling penting.
Jadi setiap ada rejeki apabila saya kekandang saya berusaha membawa buah tangan untuk tetangga tersebut. Alhamdulilah berhasil. Selesai 1 masalah.
Untuk daerah Kaligesing dan Senduro mungkin tidak ada masalah dengan pangan. Dengan daerah hijaun yang masih sangat luas dibandingkan dengan tempat saya memelihara kambing di Ketitang ( perbatasan Boyolali dan Solo ).
Tetapi dengan ketekunan dan ”try & error untuk saat ini kami masih bisa mensiasati kebutuhan pangan kambing PE saya.
Untuk kebutuhan pangan kambing PE saya, ada beberapa macam pakan antara lain :
Kaliandra ( bibit dr Kali Gesing dan ditanam sekitar kandang ), Kolonjono, Daun Kates, Daun Singkong Karet, Daun Mlanding, Daun Angsana, Daun Ringin, Daun Ketapang, Daun Waru ( kadang2 ), Daun Jagung / tebon, Daun Kacang tanah / rendeng,Daun Nangka, Daun Mangga, Daun Johar, Daun Mahoni dsb.